Permasalahan sampah di Indonesia belum kunjung usai. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, per 24 Juli 2024 hasil input dari 290 kab/kota se Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 31,9 juta ton. Jumlah ini didominasi oleh sampah yang berasal dari rumah tangga, yang berkisar 40 persen dari total jumlah timbulan sampah nasional.
Tidak terkecuali di wilayah Kelurahan Parakan Wetan, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Masih ditemukan sampah yang dibuang secara sembarangan dan pengelolaannya yang belum benar. Hal ini apabila dilakukan secara terus menerus akan membawa dampak yang buruk pada lingkungan dan juga kesehatan. Sayangnya, warga belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai cara mengelola sampah rumah tangga dengan baik dan benar, tentunya tidak mencemari lingkungan.
Selain masalah lingkungan, salah satu masalah yang juga sedang ditangani pemerintah Kelurahan Parakan Wetan adalah terkait stunting. Stunting menurut definisi WHO adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai. Permasalahan sampah menjadi salah satu faktor penting yang menjadi penyebab anak bisa terkena stunting, terutama dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Salah satu penanganan sampah yang dapat dilakukan di lingkungan rumah tangga terkait PHBS adalah dengan menerapkan konsep 3R atau Reduce, Reuse, Recycle. Reducemerupakan kegiatan mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, Reuse yaknimenggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya dan Recycle adalah mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka menangani sampah dan stunting adalah edukasi dan demonstrasi pemanfaatan galon bekas dan botol minum bekas yang dirangkai sedimikian rupa menjadi sebuah barang baru yakni akuaponik. Kegiatan ini dibuka dengan memberikan edukasi mengenai PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat, kemudian menyampaikan materi mengenai 3R dan dilanjut dengan demonstrasi pembuatan akuaponik. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita.
Cara pembuatannya akuaponik ini cukup mudah, yakni dengan melubangi galon bekas menjadi beberapa lubang, kemudian botol minum bekas dipotong menjadi dua bagian dan diambil bagian tutup nya saja. Nantinya potongan botol minum dicantelkan dilubang galon yang telah dibuat. Kemudian nantinya botol minum bisa diisi dengan tanaman dan didalam galon bekas diisi dengan ikan. Penggunaan galon bekas dan botol minum bekas sebagai akuaponik ini merupakan penerapan konsep Recycle yakni mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Galon dan botol minum yang awalnya digunakan sebagai tempat menyimpan air minum dan dibuang setelah habis, kini dapat dimanfaatkan menjadi sebuah akuaponik yang memiliki manfaat sebagai media penanaman dan pertumbuhan ikan serta menambah nilai estetika.